COES RISTEK HIMATEKLA title

COES (Club Ocean Engineering Student) adalah club yang bergerak di bidang keilmiahan yang dibawahi oleh departement Riset dan Teknologi RISTEK Himpunan Mahasiswa Teknik Kelautan ITS

Ocean Engineering ITS title

Ocean Engineering atau Teknik Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember adalah jurusan teknik yang bergerak dibidang teknik laut seperti bangunan lepas pantai, ocean energy dan teknik pantai.

S title

Punya Tulisan ? kiri ke email kami coesristekhimatekla@gmail.com dan kami akan muat tulisan anda dalam blog kami

Aggota COES

foto bersama saat WP Coes di Jurusan Teknik kelautan ITS

Minggu, 14 Desember 2014

“Ship Marine Oil Sorbent” Kapal Pembersih Minyak dengan Sistim Dobble Filtering Berbahan Polyurethane yang Effektif untuk Menanggulangi Tumpahan Minyak di Laut


Minyak bumi merupakan senyawa campuran yang kompleks, terutama terdiri dari hidrokarbon bersama-sama dengan sejumlah kecil komponen yang mengandung sulfur, oksigen dan nitrogen dan sangat sedikit komponen yang mengandung logam. Seperti hal yang kita ketahuai bahwa minyak tak dapat menyatu dengan air. Dengan prinsip tersebut apabila minyak tumpah di suatu perairan, maka minyak tersebut tak akan dapat menyatu dan akan menimbulkan pencemaran air.
Selama ini tumpahan minyak di laut terus menerus meningkat dalam jumlah dan frekuensinya, sehingga mengakibatkan kerusakan terhadap sejumlah besar wilayah pesisir dan laut. Komponen hidrokarbon yang bersifat toksik berpengaruh pada reproduksi, perkembangan, pertumbuhan, dan perilaku biota laut, terutama pada plankton, bahkan dapat mematikan ikan, dengan sendirinya dapat menurunkan produksi ikan. Secara tidak langsung, pencemaran laut akibat minyak mentah dengan susunannya yang kompleks dapat membinasakan kekayaan laut dan mengganggu kesuburan lumpur di dasar laut. Ikan yang hidup di sekeliling laut akan tercemar atau mati dan banyak pula yang bermigrasi ke daerah lain. Minyak yang tergenang di atas permukaan laut akan menghalangi sinar matahari masuk sampai ke lapisan air dimana ikan berdiam. Pengankutan miyak dengan kapal Tanker menimbulkan peluang resiko akan terjadi tumpahan atau kebocoran minyak.
Untuk menjawab persoalan diatas, kami menawarkan sebuah solusi yang sangat effektif dalam penanggulangan pencemaran minyak di laut. Yaitu dengan “Ship Marine Oil Sorbent” adalah sebuah kapal yang dirancang khusus untuk menyerap minyak yang tumpah di laut. Model desainnya sendiri kapal ini memiliki dua lambung kapal yang ditengahnya kosong / lubang hingga ujung akhir kapal. Untuk lambung tengah sendiri di desain agak tinggi dibanding dibelakangnya. Gunanya untuk menampung air bercampur minyak lebih banyak dan juga penyerapannya. Di bagian belakang kapal terdapat semacam three bulk carrier atau tiga tangki besar berbentuk tabung yang digunakan untuk menampung minyak dan proses penyaringan lanjutan. Sistim penyaringan sendiri menggunakan sitim Dobble Filtering yang mampu menyaring dengan effektif. Dalam prosesnya menggunakan bahan Polyurethane yang di letakkan dibelakang kapal gunanya untuk penyaringan pertama. Polyurethane sendiri merupakan polimer yang terdiri dari rantai unit organik bergabung dengan karbamat, bentuknya seperti busa yang sifatnya elastis tapi juga bisa menjaga kekakuan. Awalnya air minyak masuk ke dalam lambung tengah, kemudian sebagian air diloloskan langsung ke laut dengan penyaringan pertama. Dan sebagiannya dipompa ke bulk carrier untuk penyaringan ke dua. Pada penyaringan ke dua ini juga menggunakan bahan Polyurethane tapi lebih tebal gunanya agar minyak yang tersaring benar-benar minyak tanpa kandungan air. Dan begitu berulang-ulang hingga minyak memenuhi tangki-tangki. Untuk spesifikasi kapal, kapal ini berukuran panjang : 15 m, lebar : 4 m, dan tinggi : 5 m dan diameter tangki : 3 m, tinggi : 4 m. Dengan adanya kapal ini diharapkan dapat menganggulangi pencemaran minyak di laut dan dapat ikut serta dalam menjaga kelestarian keanekaragaman hayati di laut seluruh dunia khususnya di negara Indonesia sendiri.


by:

Sulton Ali  (Member COES 14)

Pemanfaatan Kulit Kerang Hijau untuk Spaghetti





Kerang hijau merupakan binatang lunak yang hidup di laut, bercangkang dua dan berwarna hijau. Kandungan gizi pada kerang hijau yaitu terdiri dari 40,8% air, 21,9% protein, 14,5% lemak, 18,5% karbohidrat, dan 4,3% karbon sehingga menjadikan kerang hijau gizinya setara dengan daging sapi, telur maupun daging ayam. Selama ini,  kebanyakan orang hanya memanfaatkan daging kerang untuk dikonsumsi sedangkan sampah kulitnya dibuang begitu saja. Besarnya jumlah sampah kulit kerang membuat orang semakin kreatif untuk memanfaatkannya. Salah satunya dengan membuat kerajinan berbahan kulit kerang seperti hiasan dinding. Menurut sebagian orang, kulit kerang hijau yang dibuat kerajinan  kurang bermanfaat mengingat kandungan kalsiumnya yang tinggi terbuang percuma. Kulit kerang hijau  mengandung kalsium karbonat, kalsium fosfat, Ca(HCO3)2, Ca3S dan kalsium aktif yang terbuat dari sumber kulit kerang dan jenis-jenis kalsium yang termasuk kalsium non organik yang terusun dari lapisan calcite dan aragonite (Gregoire, 1972). Pemanfaatan kulit kerang juga dapat menanggulangi masalah pencemaran lingkungan laut baik limbah padat yang sering menyebabkan pendangkalan sehingga kapal menjadi sulit keluar masuk saat melaut, bau kulit kerang yang mengganggu kenyamanan, serta merusak estetika lingkungan laut. Kulit kerang bisa diekstraksi menjadi tepung dan selanjutnya bisa dikreasikan menjadi makanan yang bergizi kaya akan protein dan kalsium. Contohnya kerupuk dari tepung kulit kerang, spaghetti dan ice cream. Dari hasil studi penelitian yang dilakukan, penulis membuat kesimpulan bahwa kulit kerang hijau dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan spaghetti yang cara pembuatannya sama seperti pembuatan spaghetti pada umumnya yaitu dari pembuatan tepung, pengolahan tepung menjadi adonan, dan pemasakan.


by:

Hidayatul Fitriana (Mahasiswa Teknik Kelautan 2014)


Integrated Offshore Fish Farm System


Saat ini, banyak pelaku industri perikanan di Indonesia yang menggunakan keramba sebagai salah satu cara pembudidayaan. Keramba yang digunakan pun beragam diantaranya keramba bambu, keramba jaring apung dan keramba hampang. Tetapi, berbagai macam fasilitas budidaya perairan yang digunakan pun masih tradisional. Hal ini menyebabkan efektivitas pembudidayaan yang tidak berkembang. Selain itu, kurangnya inovasi fasilitas budidaya akan membuat industri perikanan Indonesia tertinggal. Potensi perikanan Indonesia yang begitu besar, saying sekali jika belum dimanfaatkan secara optimal. Hal ini harus kita perbaiki, sesuai dengan seruan negara kita sebagai negara maritim.
Oleh karena itu, kami mempunyai solusi untuk mengatasi masalah tersebut, yakni dengan konsep sistem keramba terpadu lepas pantai (integrated offshore fish farm facility). Sistem integrated facility modern merupakan suatu konsep keramba modern yang terletak di lepas pantai dan mampu menjadi ujung tombak pengembangan perikanan Indonesia. Keuntungan yang didapatkan dengan IOF3 ini antara lain, sisa – sisa pakan serta kotoran yang mencemari lingkungan danau, sungai, dan pantai dapat tersingkir dan terlarut oleh air laut. Kondisi laut lepas pun menjadi natural habitat yang lebih baik untuk budidaya ikan air laut. Selain itu, keramba yang lokasinya di lepas pantai akan jauh lebih besar dan memberikan pendapatan yang lebih besar pula bagi industri perikanan Indonesia. Konsep ini akan menghapus berbagai permasalahan yang menghambat para pengguna sistem keramba tradisional.

by :
Annas Hidayatulloh,
Syamsul Bachri,

           Galura Wirautama

(Member Coes Mahasiswa Teknik Kelautan 2014)