Minggu, 02 November 2014

UNTUKMU BAHARI, AKU PEDULI




Tak pernah terpikirkan aku disini, di negeri yang kaya akan bahari, disinari mentari setiap pagi hari. Aku merasa tak sadar berdiri disini, hanya diam seorang diri, merenung, dan memikirkan nasib masa depan bangsa ini. Tiba-tiba aku teringat dengan hadist yang diriwayatkan oleh imam Muslim, "Barangsiapa di kalangan kamu melihat kemungkaran, maka cegahlah ia dengan tangan. Jika tidak tidak mampu, maka cegahlah ia dengan lisan. Jika itu juga di luar kemampuannya, maka cegahlah dengan hati Sesungguhnya (mencegah dengan hati) selemah-lemah iman." Tapi aku bodoh, aku tidak mampu melakukannya dengan tangan, bahkan lisanpun aku tak mampu, semuanya sudah berlalu seperti benalu di atas kayu yang merubahnya menjadi abu.
Pagi hari yang cerah ini, sambil duduk-duduk di kapal yang sedang berlayar, ditemani suara gelombang dan arus laut sambil meresapi sepoy-sepoy angin yang datang dari arah barat serta disinari dengan mentari, aku hanya bisa menggunakan hatiku untuk menulis demi bahari Indonesia. Biarkan semua orang mengatakan aku adalah orang yang lemah imannya, tapi aku yakin, menulis dapat merubah semua keadaan jika pembacanya meresapi dan melakukan apa yang dibaca dari tulisan tersebut.
Melihat kondisi Indonesia saat ini, survei membuktikan sebagian besar masyarakat Indonesia menganggap bahwa Negara Indonesia adalah negara kepulauan, mereka beranggapan seperti itu karena, Negara Indonesia terpecah belah menjadi berbagai macam pulau. Padahal, jika kita pandang lebih dalam lagi, ternyata Negara Indonesia memiliki 2/3 lautan, sedangkan daratannya hanyalah 1/3. Selain itu, Indonesia memiliki wilayah laut 5,8 juta kilometer yang melingkupi pantai sepanjang 81.000 kilometer atau 2 kali panjang khatulistiwa.
21 abad lamanya Indonesia telah dirubah mindset kemaritimannya oleh negara penjajah. Mereka sengaja melakukan hal tersebut supaya Indonesia buta akan kemaritimanya, sampai saat ini Indonesia tidak pernah maju karena minimnya maritim. Lirik saja Negara Rusia yang maju karena maritim, fokus pada industri perkapalannya. Lalu apakah pemerintah Indonesia masih peduli dengan dunia maritim?, seharusnya kita bersyukur dengan karunia yang diberikan oleh Allah SWT. berupa negara yang kaya akan matra kelautan. Laut itu sangatlah penting, sesuai dengan konsep tanah air yang diteguhkan oleh Muhammad Yamin, bahwa laut itu ibarat mata-telinga sekaligus sumber pengharapan akan masa depan bangsa yang lebih baik.
Sebagai Negara maritim yang berorientasi kelautan, hingga sejauh ini tampaknya masih sebatas harapan. Lihat saja dari kekuatan TNI AL sebagai garda terdepan pengamanan laut nusantara yang belum bisa menjaga laut ini dengan lebih baik, seperti banyak terjadinya penyelundupan, perompakan, dan pelanggaran wilayah oleh kapal asing yang lintas tanpa izin. Hal itu terjadi karena ketidak tegasan pemerintah Indonesia, lihat saja dari alat utama sistem pertahanan (alusista) hanya tinggal 40% saja dan hanya memiliki 150 kapal perang, itupun hanya sepertiganya yang digunakan untuk berpatroli secara bergantian, sepertiganya lagi dalam posisi siaga, dan sisanya dalam posisi perawatan. Selain itu, Indonesia hanya mendapat 5% dari kegiatan ekspor berbagai komoditas yang dilayani oleh kapal domestik sedangkan 95% dimiliki oleh kapal-kapal asing, dan 80% dari sekitar 1700 kapal yang dipasangi bendera Indonesia adalah milik Negara asing.
Generasi muda saat ini sangatlah jauh dari harapan sebagai cucu para pelaut yang pernah disegani bangsa-bangsa di dunia. Kesedaran bangsa Indonesia saat ini khususnya para pemuda bangsa yang beranggapan bahwa Indonsia adalah negara kepulauan. Pernyataan tersebut tidaklah mengherankan karena bangsa ini tidak begitu peduli dengan dunia kemaritiman dan tidak terlalu mengikat dengan dunia maritim. Pemuda Indonesia saat ini hanya bisa menikmati keindahan laut saja, tetapi pemuda bangsa ini tidak bisa membuka hatinya untuk mengetahui dunia maritim yang lebih dalam lagi.
Merujuk pada perjuangan kerajaan islam di Indonesia, sebelum Indonesia merdeka, Indonesia telah jaya dipimpin oleh kerajaan sriwijaya, kerajaan majapahit, dan kerajaan islam nusantara (Aceh,Banten,Makasar,Ternate-Tidore). Mereka memimpin Indonesia berawal dari maritim, banyak cara dan strategis yang mereka tekadkan untuk menjayakan laut Indonesia dan menghidupkan maritim bangsa ini. jadi, tak heran jika ada lagu, nenek moyangku seorang pelaut. Itu bukanlah lagu yang dibuat-buat tapi kenyataannya seperti itu. Oleh karena itu, kita sebagai generasi muda islam harus memimpin bangsa ini supaya lebih peduli dengan dunia maritim, dengan cara membangun dan merebut dunia kemaritiman Indonesia dari kekuasaan negara asing, apapun hambatannya, badai dan gelombang siap kita terjang, hal ini dilakukan supaya bangsa ini terwujud bangsa yang adil, damai, dan sejahtera sebagaimana yang telah dilakukan oleh kerajaan islam terdahulu.
..........................................................Wallahualambishawab......................................................


Asrama Beastudi Etos Surabaya, 2 November 2014
Madi (Direktur Club Ocean Engineering Student)

3 komentar: