Seiring perkembangan
zaman, kesadaran manusia akan kesehatan semakin menurun. Ini terlihat dengan
banyaknya masyarakat indonesia yang mengidap penyakit infeksi. Menurut
penelitian yang dilakukan oleh Dr.Rino Alvian Gan, Ketua Perhimpunan Hati
Indonesia (PPHI) menyatakan bahwa jumlah 28 juta orang di Indonesia terkena
virus Hepatitis A dan B yang di sebab kan oleh kurangnya higienitas dan sanitasi
yang baik. Mulai dari permasalahan kesehatan ini, mulailah banyak munculnya
prodak-prodak kimia sintetis. Akan tetapi prodak sintetis dari pabrik ini
mengandung banyak bahan kimia, yang jika di gunakan dalam jangka panjang akan
menimbulkan dampak negatif untuk tubuh manusia. Selain itu banyak masyarakat di
bawah garis kemiskinan yang sadar akan kesehatan namun belum mampu untuk
mengaplikasikan dalam kehidupan sehari hari di karenakan tidak memiliki dana
cukup untuk membeli produk-produk tersebut. Selain itu tumbuhan magrove di
Indonesia merupakan yang terbanyak di dunia, baik segi kuantitas area maupun
jumlah sepecies sekitar 45 spesies, salah satunya jenis Rhizophora apiculata. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Roehaeti
dkk (2010) bahwa tanaman ini mengandung Alkaloid
yang bersifat toksik terhadap mikroba, sehingga efektif membunuh bakteri dan
virus. Melihat banyaknya tanaman magrove
yang belum di manfaatkan dan memiliki potensi besar dalam bidang kesehatan
terutama antiseptik inilah, penulis menggagas mengenai pemanfaatan tanaman
magrove sebagai sabun antiseptik. Pembuatan sabun antiseptik ini dimulai dari
proses pengekstrasian tanaman magrove Rhizophora
apiculata berupa kulit batang, kemudian di proses menjadi sabun antiseptik.
Penulis mengharapkan dengan adanya sabun antiseptik ini, masyarakat Indonesia
dari golongan menengah kebawah mampu meningkatkan kesadaran akan kesehatan.
BY:
NIKEN
SETYANI & ANADYA RESTIANA
(MEMBER COES 2014)
0 komentar:
Posting Komentar