Minggu, 14 Desember 2014

PEMANFAATAN TANAMAN MAGROVE (RHIZOPHORA APICULATA) SEBAGAI SABUN ANTISEPTIK PENYEMBUH LUKA DAN INFEKSI







Seiring perkembangan zaman, kesadaran manusia akan kesehatan semakin menurun. Ini terlihat dengan banyaknya masyarakat indonesia yang mengidap penyakit infeksi. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dr.Rino Alvian Gan, Ketua Perhimpunan Hati Indonesia (PPHI) menyatakan bahwa jumlah 28 juta orang di Indonesia terkena virus Hepatitis A dan B yang di sebab kan oleh kurangnya higienitas dan sanitasi yang baik. Mulai dari permasalahan kesehatan ini, mulailah banyak munculnya prodak-prodak kimia sintetis. Akan tetapi prodak sintetis dari pabrik ini mengandung banyak bahan kimia, yang jika di gunakan dalam jangka panjang akan menimbulkan dampak negatif untuk tubuh manusia. Selain itu banyak masyarakat di bawah garis kemiskinan yang sadar akan kesehatan namun belum mampu untuk mengaplikasikan dalam kehidupan sehari hari di karenakan tidak memiliki dana cukup untuk membeli produk-produk tersebut. Selain itu tumbuhan magrove di Indonesia merupakan yang terbanyak di dunia, baik segi kuantitas area maupun jumlah sepecies sekitar 45 spesies, salah satunya jenis Rhizophora apiculata. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Roehaeti dkk (2010) bahwa tanaman ini mengandung Alkaloid yang bersifat toksik terhadap mikroba, sehingga efektif membunuh bakteri dan virus.  Melihat banyaknya tanaman magrove yang belum di manfaatkan dan memiliki potensi besar dalam bidang kesehatan terutama antiseptik inilah, penulis menggagas mengenai pemanfaatan tanaman magrove sebagai sabun antiseptik. Pembuatan sabun antiseptik ini dimulai dari proses pengekstrasian tanaman magrove Rhizophora apiculata berupa kulit batang, kemudian di proses menjadi sabun antiseptik. Penulis mengharapkan dengan adanya sabun antiseptik ini, masyarakat Indonesia dari golongan menengah kebawah mampu meningkatkan kesadaran akan kesehatan.




BY:
NIKEN SETYANI & ANADYA RESTIANA
(MEMBER COES 2014)

0 komentar:

Posting Komentar