Tak pernah terpikirkan aku disini, di negeri yang kaya akan bahari,
disinari mentari setiap pagi hari. Aku merasa tak sadar berdiri disini, hanya diam
seorang diri, merenung, dan memikirkan nasib masa depan bangsa ini. Tiba-tiba
aku teringat dengan hadist yang diriwayatkan oleh imam Muslim, "Barangsiapa
di kalangan kamu melihat kemungkaran, maka cegahlah ia dengan tangan. Jika
tidak tidak mampu, maka cegahlah ia dengan lisan. Jika itu juga di luar
kemampuannya, maka cegahlah dengan hati Sesungguhnya (mencegah dengan hati)
selemah-lemah iman." Tapi aku bodoh, aku tidak mampu melakukannya
dengan tangan, bahkan lisanpun aku tak mampu, semuanya sudah berlalu seperti
benalu di atas kayu yang merubahnya menjadi abu.
Pagi hari yang cerah ini, sambil duduk-duduk di kapal yang sedang
berlayar, ditemani suara gelombang dan arus laut sambil meresapi sepoy-sepoy
angin yang datang dari arah barat serta disinari dengan mentari, aku hanya bisa
menggunakan hatiku untuk menulis demi bahari Indonesia. Biarkan semua orang
mengatakan aku adalah orang yang lemah imannya, tapi aku yakin, menulis dapat
merubah semua keadaan jika pembacanya meresapi dan melakukan apa yang dibaca
dari tulisan tersebut.
Melihat kondisi Indonesia saat ini, survei membuktikan sebagian
besar masyarakat Indonesia menganggap bahwa Negara Indonesia adalah negara
kepulauan, mereka beranggapan seperti itu karena, Negara Indonesia terpecah
belah menjadi berbagai macam pulau. Padahal, jika kita pandang lebih dalam
lagi, ternyata Negara Indonesia memiliki 2/3 lautan, sedangkan daratannya
hanyalah 1/3. Selain itu, Indonesia memiliki wilayah laut 5,8 juta kilometer
yang melingkupi pantai sepanjang 81.000 kilometer atau 2 kali panjang
khatulistiwa.
21 abad lamanya Indonesia telah dirubah mindset kemaritimannya oleh
negara penjajah. Mereka sengaja melakukan hal tersebut supaya Indonesia buta akan
kemaritimanya, sampai saat ini Indonesia tidak pernah maju karena minimnya
maritim. Lirik saja Negara Rusia yang maju karena maritim, fokus pada industri
perkapalannya. Lalu apakah pemerintah Indonesia masih peduli dengan dunia
maritim?, seharusnya kita bersyukur dengan karunia yang diberikan oleh Allah
SWT. berupa negara yang kaya akan matra kelautan. Laut itu sangatlah penting,
sesuai dengan konsep tanah air yang diteguhkan oleh Muhammad Yamin, bahwa laut
itu ibarat mata-telinga sekaligus sumber pengharapan akan masa depan bangsa
yang lebih baik.
Sebagai
Negara maritim yang berorientasi kelautan, hingga sejauh ini tampaknya masih
sebatas harapan. Lihat saja dari kekuatan TNI AL sebagai garda terdepan
pengamanan laut nusantara yang belum bisa menjaga laut ini dengan lebih baik,
seperti banyak terjadinya penyelundupan, perompakan, dan pelanggaran wilayah
oleh kapal asing yang lintas tanpa izin. Hal itu terjadi karena ketidak tegasan
pemerintah Indonesia, lihat saja dari alat utama sistem pertahanan (alusista)
hanya tinggal 40% saja dan hanya memiliki 150 kapal perang, itupun hanya sepertiganya
yang digunakan untuk berpatroli secara bergantian, sepertiganya lagi dalam
posisi siaga, dan sisanya dalam posisi perawatan. Selain itu, Indonesia hanya
mendapat 5% dari kegiatan ekspor berbagai komoditas yang dilayani oleh kapal
domestik sedangkan 95% dimiliki oleh kapal-kapal asing, dan 80% dari sekitar
1700 kapal yang dipasangi bendera Indonesia adalah milik Negara asing.
Generasi
muda saat ini sangatlah jauh dari harapan sebagai cucu para pelaut yang pernah
disegani bangsa-bangsa di dunia. Kesedaran bangsa Indonesia saat ini khususnya
para pemuda bangsa yang beranggapan bahwa Indonsia adalah negara kepulauan.
Pernyataan tersebut tidaklah mengherankan karena bangsa ini tidak begitu peduli
dengan dunia kemaritiman dan tidak terlalu mengikat dengan dunia maritim.
Pemuda Indonesia saat ini hanya bisa menikmati keindahan laut saja, tetapi
pemuda bangsa ini tidak bisa membuka hatinya untuk mengetahui dunia maritim
yang lebih dalam lagi.
Merujuk
pada perjuangan kerajaan islam di Indonesia, sebelum Indonesia merdeka,
Indonesia telah jaya dipimpin oleh kerajaan sriwijaya, kerajaan majapahit, dan
kerajaan islam nusantara (Aceh,Banten,Makasar,Ternate-Tidore). Mereka memimpin
Indonesia berawal dari maritim, banyak cara dan strategis yang mereka tekadkan
untuk menjayakan laut Indonesia dan menghidupkan maritim bangsa ini. jadi, tak
heran jika ada lagu, nenek moyangku seorang pelaut. Itu bukanlah lagu yang
dibuat-buat tapi kenyataannya seperti itu. Oleh karena itu, kita sebagai
generasi muda islam harus memimpin bangsa ini supaya lebih peduli dengan dunia
maritim, dengan cara membangun dan merebut dunia kemaritiman Indonesia dari
kekuasaan negara asing, apapun hambatannya, badai dan gelombang siap kita
terjang, hal ini dilakukan supaya bangsa ini terwujud bangsa yang adil, damai,
dan sejahtera sebagaimana yang telah dilakukan oleh kerajaan islam terdahulu.
..........................................................Wallahualambishawab......................................................
Asrama Beastudi Etos Surabaya, 2 November 2014
Madi (Direktur Club Ocean Engineering Student)
Madi (Direktur Club Ocean Engineering Student)
COES MANTAP CAK !!!
BalasHapusdi edit sek mas
BalasHapusBarakallah COES
BalasHapus